Rabu, 28 Desember 2011

Asal mula nama INDONESIA

     
   Pada zaman kuno, negara pulau itu disebut dengan berbagai nama. Dalam catatan bangsa kepulauan tanah air wilayah Cina bernama Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa Indoa bernama kepulauan Dwipantara (Kepulauan Tanah Overseas), sebuah nama yang diambil dari bahasa Sansekerta kata Dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Penyair Ramayana Valmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, untuk Suwarnadwipa (Pulau Emas, yang sekarang Sumatera) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

   
Orang Arab menyebut tanah air kita Jaza'ir al-Jawi (Pulau Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari sapi Arab Luban (kemenyan Jawa), karena para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang digunakan untuk hanya tumbuh di Sumatera. Untuk ini peziarah hari kita masih sering disebut "Jawa" oleh orang Arab. Bahkan meskipun orang-orang luar Jawa, Indonesia. Dalam bahasa Arab, Samathrah juga dikenal (Sumatera), Sholibis (Sulawesi), Sundah (Sunda), semua pulau yang dikenal sebagai kulluh Jawi (semua Jawa).


   
Orang Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India dan Cina. Bagi mereka, daerah peregangan antara Persia dan Cina semuanya "India". Semenanjung Asia Selatan mereka sebut "Wajah India" dan daratan Asia Tenggara disebut "Hindia Belakang". Sementara air tanah untuk memperoleh nama "Kepulauan Hindia" (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau "Hindia Timur" (Oost Indie, Hindia Timur, Indes Orientales). Nama lain yang digunakan adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).

   
Dalam era kolonial Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pendudukan Jepang 1942-1945 menggunakan istilah untuk-Indo (Hindia Timur).
   
Eduard Douwes Dekker (1820 - 1887), dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan bahwa nama spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (bahasa Latin insula, yang berarti pulau). Nama Insulinde ini kurang populer.
  


      
alt

    
  
    Indonesia Pada 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of Kepulauan India dan Asia Timur (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 bangsa Inggris etnolog George Samuel Windsor Earl (1813-1865), bergabung sebagai editor majalah JIAEA.
   
Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On The Leading Karakteristik dari Papua, Bangsa Australia dan Melayu-Polinesia. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah saatnya bagi rakyat Kepulauan India atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama yang unik (nama berbeda), karena nama Hindia tidak tepat dan sering bingung dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:
   
"... Penduduk Kepulauan Hindia atau Malayan Archipelago akan Menjadi masing Indunesians atau Malayunesians".
   
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), karena Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Sri Lanka) dan Maladewa. Earl juga berpendapat bahwa nahasa digunakan di seluruh kepulauan Melayu. Dalam menulis menggunakan Earl istilah dan tidak menggunakan istilah Malayunesia Indunesia.
   
Dalam JIAEA Volume IV juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology Kepulauan Hindia. Dalam tulisan-tulisan awal, Logan juga menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, karena "Kepulauan Hindia" istilah terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia Earl dibuang, dan diganti dengan huruf u huruf o yang kata-katanya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.For pertama kali kata muncul di dunia dengan Indonesia dicetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan: "Mr. Earl Mengusulkan jangka Indunesian Ethnographical, namun menolak dalam mendukung Malayunesian saya lebih memilih. istilah murni geografis Indonesia, YANG hanyalah Sinonim lebih pendek untuk Kepulauan India atau Kepulauan Hindia ".
   
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" Logan tampaknya tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiah, dan penggunaan secara bertahap menyebar dari istilah ini antara bidang ilmuwan etnologi dan geografi.

   
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel lima volume, yang berisi hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada tahun 1864 sampai 1880. Bastian adalah sebuah buku yang mempopulerkan "Indonesia" istilah di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul asumsi bahwa penciptaan istilah "Indonesia" Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Namun Bastian mengambil "Indonesia" adalah istilah dari tulisan-tulisan Logan.

   
Pribumi yang pertama menggunakan "Indonesia" Suwardi Suryaningrat istilah (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke Belanda pada tahun 1913 ia mendirikan kantor pers dengan nama-biro Tekan Indonesische.Name Indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan Indonesia (Indonesia).
   
Identitas PoliticsIn tahun 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh gerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang berjuang untuk kemerdekaan. Akibatnya pemerintah Belanda menjadi curiga dan waspada penggunaan Logan penciptaan kata.

   
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa di Hindia Belanda (yang terbentuk tahun 1908 sebagai Vereeniging Indische Vereeniging berubah nama menjadi Indonesische atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya:
   
"Negara Independen Indonesia yang akan datang (de toekomstige Indonesische staat Vrije) mustahil disebut" Hindia Belanda. "Juga tidak" Hindia "hal, karena dapat menyebabkan kesalahan dengan Indian asli Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een Politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan,. Dan untuk membuat itu terjadi setiap orang Indonesia (Indonesia) akan berusaha dengan segala upaya dan kemampuan. "

   
Di tanah air Dr. Sutomo Indonesische Studi Klub yang didirikan pada 1924). Pada tahun 1925, Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Bahwa tiga organisasi di negara yang pertama kali menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa dalam kepadatan-Pemoedi Pemoeda Indonesia tanggal 28 Oktober, 1928 yang sekarang dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

   
Pada Agustus 1939 tiga anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen Hindia Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk nama "Indonesia" diresmikan sebagai pengganti nama "Nederlandsch-Indie". Tetapi Belanda menolak tanah air ini jatuh ke tangan motion.With Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia Belanda". Dan setelah lahir bangsa Indonesia


Data Source :
 
         Asal mula nama INDONESIA

0 komentar:

Posting Komentar